Aku
anak yatim
Yang hanya menghelus dada saat teman memanggil Ayah
Yang hanya menghelus dada saat teman bertamsya dengan Ayah
Yang hanya terdiam dalam kelam saat suara takbir berkumandan
Yang hanya menagis di pusaranya di pagi lebaran
Mengapa cepat kau pergi Ayah..?
Tanya yang takkan pernah kudapatkan jawaban
Ibu sibuk dengan Ayah dan adik baru di tempat yang berbeda
Paman, Bibi sibuk dengan kerja dan keluarganya
Para tetangga menutup telinga Saat tiba jeritanku, mereka semua tiada
Aku anak yatim
Yang selalu di lecehkan karena sifat dan sikapku yang kurang ajar
Yang hanya bisa menangis saat persoalan datang
Yang hanya di marahi tapi tak pernah di nasehati
Yang selalu dikucil oleh para teman
Aku anak yatim
Yang mengharap belai kasih
Aku anak yatim, yang dijanjikan Nabi sebagai anak yang Istimewa
Bukankah para ayah juga ayah bagi ku
Aku anak yatim
Wahai para ayah, akulah anak kalian
Wahai para ayah, akulah ladang mencari pahala
Wahai para ayah, aku juga memiliki cita dan harapan
Wahai para ayah
Akulah anak yatim
Akulah anak kalian
Akulah anak kalian
Bluek, 19 Juni 2016Karya: Muhammad Jabannur, S.H.I., M.A.P (Jabal Bluek)Aparatur Sipil Negara di Pemerintahan Pidie
No comments:
Post a Comment